Video

Video ini membahas masalah sampah di Kota Makassar, khususnya di Kelurahan Mariso, yang telah mengalami perubahan signifikan akibat pembangunan kota dan reklamasi pantai. Indonesia menghasilkan 67,8 juta ton sampah per tahun, menjadikannya negara keempat terbesar dalam produksi sampah global. Makassar sendiri menyumbang 839,94 ton sampah per hari, dengan pengelolaan open dumping yang merugikan kesehatan lingkungan dan warga sekitar.

Mariso, yang dahulu merupakan kampung nelayan, kini dihadapkan pada tumpukan sampah dan pembangunan pesat yang memengaruhi akses nelayan. Pada 2019, Sokola Pesisir melakukan penelitian partisipatif untuk memahami profil sampah di Mariso dan menemukan bahwa 50% dari sampah rumah tangga adalah sampah basah, terutama nasi yang terbuang. Banjir yang sering terjadi di Mariso lebih banyak disebabkan oleh sistem drainase yang buruk dan posisi wilayah yang lebih rendah dibandingkan area reklamasi di sekitarnya.

Hasil penelitian ini menggambarkan dampak pembangunan terhadap pola konsumsi warga, meningkatkan produksi sampah dan mengubah pola hidup masyarakat. Remaja Sokola Pesisir mengajak pihak terkait untuk berdialog dan bekerja sama memperbaiki lingkungan Mariso.

"Nurang Nang Tetinggal" merupakan representasi kondisi Orang Rimba saat ini dan perjuangan pemuda adat Orang Rimba yang berusaha untuk membawa adat istiadatnya bersama perubahan zaman.

Film dokumenter ini menjadi pelampiasan kami dalam mengkritisi kondisi Orang Rimba  yang menelan mentah modernisasi, melupakan kekayaan pangan tradisionalnya dan lebih memilih menggantungkan kebutuhan hidup kepada pasar. Fokus penting dalam film ini ialah upaya perjuangan kami pemuda adat dalam mengembalikan pangan tradisional kami, dikarenakan perubahan pola konsumsi Orang Rimba. 

"Nurang Nang Tetinggal" mempunyai arti menjemput yang tertinggal. Bermakna usaha yang diperuntukkan kembali menjemput sesuatu yang tertinggal dan membawanya bersama perubahan zaman.

Sutradara : Pengendum dan Pico // Kameramen: Pico, Pengendum, Merenda, Ngejas, Mijak, Penyuruk

Bekerjasama dengan People's Planet Project, Sokola Institute, dan terre des hommes Germany